Ko Leon: “Mesin STD Itu Beda Power–nya, Harus Disama-rata!”

Di tengah hiruk pikuk paddock Yamaha Sunday Race 2025 di Mandalika, tuner senior Ko Leon dari tim Racetech memberikan insight teknis yang membuka mata: tenaga mesin standar (STD) Yamaha R3 itu tak seragam.

Menurutnya, dua mesin yang disuplai Yamaha untuk kelas R3 Pro bisa punya output sangat berbeda—ada yang mentok di 43 hp, ada pula yang sudah di 46,5 hp. “Kebanyakan mesin STD tidak memiliki horsepower yang sama,” terang Ko Leon dengan tegas di depan awak media.

🔧 Teknik Penyamaan Performa: Rewind Engineering & Engine Blueprinting

Bukan masalah kecil, karena selisih 3,5 hp sangat berpengaruh di jalur balap satu merek seperti YSR. Butuh langkah teknis terarah agar semua mesin bisa setara di 46,5 hp—benchmark performa ideal menurut Ko Leon. Beberapa cara yang ditempuh:

1. Rewind Engineering
   Proses pembongkaran mendetail mesin untuk menganalisa komponen—dari silinder, klep, hingga mekanisme katup—untuk menemukan potensi peningkatan.

2. Engine Blueprinting
   Rekayasa presisi untuk menyelaraskan semua aspek mesin—bore, stroke, porting, flow udara—agar menghasilkan output konsisten di angka 46,5 hp tanpa menurunkan daya tahan.

“Kalau salah satu mesin cuma 43 hp lalu digeber terus, jelas kalah sejak start,” tambah Ko Leon. Dengan engine blueprinting, seluruh unit disamakan sedetail mungkin, sehingga setiap rider punya peluang adil berdasarkan skill mereka, bukan sekadar keberuntungan mesin yang “jatuhnya bagus”.

🔄 Fair Fight: Skill Pembalap Jadi Sorotan

Lebih dari sekadar mesin, Ko Leon menegaskan, balapan satu merek justru makin menegaskan skil rider. “Kalau power motor sama, maka kemenangan benar-benar hasil strategi, feeling, dan keberanian pembalap,” ungkapnya.

Dengan pendekatan ini, team Racetech—di tangan Ko Leon—menunjukkan bahwa di dunia balap modern, teknologi dan engineering jadi pembeda utama, bukan hanya performa kuda besi. In